Sudut Pandang Orang Kedua

   Mendengar kata Indonesia tentunya setiap orang sudah memiliki sudut pandan yang berbeda. Mulai dari sisi baiknya,  sisi buruknya, kelebihannya, kekurangannya, pemimpinnya, rakyatnya, bencananya, dan banyak lagi. Beberapa hari yang lalu saya mencoba menjelajah di google, tentang Indonesia. Dengan kata kunci "Faktanya Indonesia" dan "Yang cuma ada di Indonesia", saya bisa menemukan baik buruknya Indonesia di pandangan masyarakatnya ataupun di kancah Internasional.

   Ada satu fakta yang membuat saya memikirkannya dalam-dalam. Jujur ini fakta yang kurang baik, tapi memang benar.
  "Faktanya, hanya di Indonesia guru Bahasa Indonesia dari Sabang sampai Merauke punya jawaban yang berbeda-beda"

    Ya, hal itu yang membuat saya sedikit berfikir lebih dalam tentang Indonesia. Memang benar adanya kalau setiap guru bahasa Indonesia memiliki pandangan yang berbeda tentang pelajaran itu sendiri. Selama 11 tahun saya belajar, memang pelajaran bahasa Indonesia ini yang menurut saya butuh pemahaman yang lebih.

  Salah satu contohnya adalah mengenai sudut pandang. Di SD saya diajari bahwa sudut pandang orang ada 3, sudut pandang orang pertama, sudut pandanng orang kedua, dan sudut pandang orang ketiga. Akan tetapi, saya dan teman-teman saya tidak diajarkan tentang sudut pandang orang kedua lebih dalam. Menginjak bangku SMP, ternyata sudut pandang berkembang biak dan ada yang hilang. Ada sudut pandang orang pertama pelaku utama, orang pertama pelaku sampingan, orang ketiga pelaku utama, orang ketiga serba tahu. Akan tetapi, disini sudut pandang orang kedua dihapuskan, maksud saya, menurut guru saya sudut pandang orang kedua ini tidak ada. Sebagai siswa yang nurut-nurut saja waktu itu, ya saya ikut apa kata guru saya.

  Menginjak bangku SMA, ternyata sudut pandang orang kedua ini muncul lagi. Dan sudut pandang ini merupakan salah satu tugas saya di akhir semester kelas XI, bisa dibaca disini.

  Nah, saya akan mengulas sudut pandang orang kedua. Seperti yang kita tahu kalau sudut pandang orang pertama menggunakan kata ganti aku, saya, ataupun kita. Contoh "Aku memandangi setiap jengkal dari rumah lusuh itu, kuamati dan sesekali mataku menjelajah mencari-cari apa yang berbeda.......". Sedangkan sudut pandang orang ketiga biasanya mengunakan dia, ia, mereka, atau kata ganti orang. Contoh "Dia menyandarkan tubuhnya di pohon besar yang sudah kering daunnya. Hatinya mulai gelisah, ketika tumpukkan tekanan batin mulai mnejamur pada dirinya.....". Bagaimana dengan sudut pandang orang kedua?

   Sudut pandang ini menggunakan kata ganti kamu, kalian, ataupun anda. Tidak dibenarkan ada kata aku, kita, saya, mereka, dia, sebut nama, ataupun yang lainnya. Memang sedikit ganjal ketika kita membaca cerpen atau novel yang menggunakan sudut pandang orang kedua ini. Alasannya mudah, ketika kita bicara dengan menggunakan kata ganti kamu, biasanya kita berbicara dengan orang yang berada dekat dengan kita. Nah, kalau seumpama kita bicara panjang lebar dengan menggunakan kata kamu, boleh jadi percakapan ataupun jalan ceritanya sedikit membingungkan dan banyak menimbulkan konflik. Untuk apa kita bercerita kepada seseorang tentang kegiatang orang itu sendiri? contohnya "Kamu duduk di pelataran rumah, sambil air mata itu terus mengalir membasahi pipimu" nampak bahwa kita menceritakan kembali kegiatan yang dilakukan oleh orang itu kepada orang itu sendiri. Apa orang ini amnesia? atau pingsan? banyak yang akan bertanya seperti itu. Dan hal ini yang menurut saya sudut pandang orang kedua tidak diajarkan ditingkat SD maupun SMP. Toh, di Indonesia buku yang menggunakan sudut pandang orang kedua hanya ada 3 buku saja, itupun yang satu sudut pandangnya campuran.

   Sekarang tinggal bagaimana kita menyikapi dan mendalaminya. Saya juga masih belajar, ini semua yang ada di uneg-uneg saya. Butuh dikembangkan lagi. Terima kasih

Salam Merdeka
Salam Indonesia Bisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar